Dalam acara tahunan kali ini di Desa Ngabeyan, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung menyelenggarakan festival tari jaranan selama 3 hari 3 malam yang bertepatan pada tanggal 25-27 November di Lapangan Desa Ngabeyan. Dalam acara rutin tahunan kali ini, pihak Desa Ngabeyan mengundang beberapa perkumpulan jaranan yang ada di daerah Temanggung dan Wonosobo, antara lain: Warok Sosro Wiguno Ngabeyan, Turonggo Muda Budaya Ngabeyan, Sekar Kinasih Kaligalang, Ngesti Budoyo Jragan, Topeng Ireng Macan Rimba Ngabeyan, Dwi Karya Muda Pateken, Sanggar Setyo Langen Budoyo Wonosobo, Turonggo Mudo Candisari Bansari, dan Rayon Sindoro Sumbing Temanggung.
Pagelaran festival tari tersebut dibuka dengan acara pengajian akbar dengan mengundang Kyai Hamam Arifqi. Pengadaan pengajian ini bertujuan agar keberlangsungan acara berjalan lancar serta sebagai bentuk rasa syukur warga kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam festival kali ini, mahasiswa KKN Unnes Giat 3 turut berpartisipasi dengan program kerja pembelajaran tari yang ditujukan untuk pemuda Desa Ngabeyan. Pembelajaran tari yang diajarkan oleh Rafi Antoni, salah satu mahasiswa KKN Unnes Giat 3 prodi seni tari, lebih menekankan pada bentuk gerak dan komposisi tarian.
Mahasiswa KKN Unnes Giat 3 yang sedang bertugas di Desa Ngabeyan, disamping menjalankan program-program kampus, ikut berkontribusi dalam pelaksanaan festival ini. Tim Tari Warok Sosro Wiguno diikuti 2 mahasiswa putra, sedangkan mahasiswa putri turut membantu rias dan menyiapkan kostum. Proses persiapan konsumsi di rumah-rumah warga yang dibagi dalam jadwal RT juga dibantu oleh mahasiswa KKN Unnes Giat 3 sebelum acara dimulai.
Pengadaan festival tari jaranan memberikan pengaruh positif untuk masyarakat luas. Bentuk dari dampak positif tersebut adalah memberikan pandangan kepada masyakarat untuk melestarikan budaya. Selain itu, dampak positif yang dapat dirasakan khususnya masyarakat Desa Ngabeyan adalah rasa syukur, kebersamaan, dan antusiasme antar warga yang bekerja sama untuk menyukseskan acara tersebut. Banyak pihak yang terlibat dalam serangkaian acara selain pihak desa, polisi, pemuda desa, warga desa, dan mahasiswa KKN Unnes Giat 3. Antusiasme pagelaran ini dapat dirasakan oleh berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa merasakan semarak keseruan festival ini. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya partisipan yang bergabung dalam mengisi acara antara lain, Topeng Ireng Macan Rimba Ngabeyan oleh tim penari ibu-ibu dari Desa Ngabeyan, tim penari bapak-bapak dan beberapa mahasiswa KKN Unnes Giat 3 ikut tergabung dalam tarian warok bersama pemuda Desa Ngabeyan, serta Turonggo Muda dan Turonggo Muda Junior adalah tim tari gabungan pemuda dan anak-anak Desa Ngabeyan.
Menurut beberapa masyarakat Desa Ngabeyan, festival ini merupakan festival rutinan yang selalu dinanti setiap tahunnya oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat Desa Ngabeyan saja, tetapi masyarakat di luar desa pun juga berbonfdong-bondong hadir dan terpukau dengan acara ini. Sejak terdampak Covid-19 di Indonesia 2 tahun kebelakang, acara ini sempat dihentikan dan akhirnya dapat dilaksanakan kembali pada tahun ini. Partisispasi mahasiswa KKN Unnes Giat 3 juga mendapat sorotan dari warga atas kerja sama dan kesan yang baik bagi mayarakat. Harapan masyarakat atas acara ini, semoga di tahun-tahun berikutnya dapat seterusnya dialksanakan dan sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa.
Sumber : https://www.kompasiana.com/budiganteng/638b0fd243b73e7b41647942/desa-ngabeyan-gelar-pentas-seni-jaranan-3-hari-3-malam-libatkan-mahasiswa-kkn-unnes
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook